Sumber gambar : Google (www.telegraph.co.uk) |
Internet, sebagai hasil dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sejatinya bersifat bebas nilai. Bisa dipergunakan untuk kebaikan, bisa juga untuk keburukan tergantung bagaimana kita memakainya. Sebagai seorang guru, saya berpendapat bahwa internet adalah tantangan sekaligus harapan. Tantangan, karena ada sisi negatif yang dengan mudah ditemukan di internet, misalnya video porno, atau anak yang lupa waktu keasyikan online di jejaring sosial. Sisi negatif inilah yang perlu kerjasama dari orang tua, masyarakat, sekolah, dan pemerintah untuk menanggulanginya.
Di sisi lain, internet juga bisa menjadi sebuah harapan bila dimanfaatkan dengan baik. Sebagai "hutan belantara informasi", internet menyediakan informasi yang hampir tak terbatas yang kita butuhkan. Pengetahuan apa pun bisa kita cari di internet. Sisi positif inilah yang harus ditumbuhkembangkan di dunia pendidikan. Internet bisa menjadi salah satu media pembelajaran yang lengkap. Apalagi semakin banyak sekolah yang memiliki laboratorium komputer ataupun ruang media yang sudah dilengkapi dengan internet. Di sekolah tempat saya mengajar, sudah lebih dari setahun ini berlangganan internet yang dapat dipakai untuk siswa.
Di tahun 2012 mendatang, saya ingin sekali mengoptimalkan komputer dan internet di sekolah sebagai media pembelajaran yang utama. Seperti yang sudah saya lakukan sekarang, saya bisa memperbarui (mengupdate) ilmu kependidikan dan bidang studi yang saya ajarkan, yaitu pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial). Berbagai macam media pembelajaran juga bisa saya unduh dari internet, misalnya berupa file power point dan video pendukung pembelajaran. Awal semester dua tahun pelajaran 2011/2012 ini saya akan berusaha minimal 2 minggu sekali saya menggunakan media pembelajaran bersumber dari internet. Saya juga akan memberikan tugas kepada murid-murid saya untuk mencari informasi/penjelasan tentang suatu materi pelajaran. Misalnya materi pelajaran tentang gempa bumi, pasar, gunung berapi dan lain-lain. Dalam satu semester ke depan saya berharap dapat memberikan tugas yang berkaitan dengan internet sebanyak 2 kali, yaitu tugas tengah semester dan tugas akhir semester.
Obsesi saya yang lain adalah setiap siswa memiliki blog. Dengan memiliki blog maka mereka bisa menuangkan gagasan dan kreatifitas mereka ke dalam blog mereka masing-masing. Mereka bisa menulis apa saja di blog sesuai dengan minat mereka. Tentu mereka harus dibekali dengan etika penulisan dan etika penggunaan internet. Saya berharap sampai bulan Maret 2012, 60% dari siswa yang saya ajar (100-an siswa) sudah memiliki blog. Sampai akhir semester bulan Juni 2012, saya berharap semua dari mereka sudah memiliki blog. Saya bisa menargetkan 100% di akhir semester, karena akan menjadikan tugas membuat blog dengan minimal 1 tulisan berkaitan dengan pelajaran IPS sebagai salah satu tugas akhir dan syarat kenaikan kelas. Dan sampai akhir tahun 2012 saya berharap setengah dari siswa-siswa saya aktif mengelola blog mereka, dengan minimal menerbitkan 2 tulisan yang berkaitan pelajaran IPS.
Untuk mewujudkan
resolusi juara 2012 tersebut memang tidak mudah. Banyak tantangan yang
harus dihadapi. Pertama, saya (dan banyak guru lainnya) kurang menguasai
teknologi informatika dan komputer. Gaptek istilahnya. Bahkan ada diantara teman-teman saya yang kurang berminat dengan penggunaan
teknologi sebagai sumber belajar ataupun sebagai media belajar. Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut.
Faktor usia , faktor kesibukan rumah tangga dan pekerjaan, faktor biaya dan
lain-lain. Kedua, masih ada sekolah yang belum memiliki jaringan internet
di sekolahnya. Otomatis akan sulit menggunakan internet sebagai sumber dan
media pembelajaran. Ketiga, anak-anak yang sudah melek internet lebih tertarik
bermain game online, atau asyik menggunakan jejaring sosial daripada sebagai sumber belajar. Internet yang semakin mudah
diakses melalui perangkat bergerak
seperti ponsel dan laptop belum banyak
dipakai secara maksimal sebagai sumber belajar. Akibatnya, meski siswa sudah terbiasa mengakses internet, tetapi mereka lebih sering hanya mengakses konten yang bersifat hiburan dan jejaring sosial.
Selain tantangan tersebut di atas, terdapat juga faktor
pendukung untuk mencapai resolusi juara
2012. Pertama, adanya program pelatihan bagi guru dalam bidang ICT (Information
Communication Technology). Guru yang dituntut semakin profesional akhirnya harus menyesuaikan diri terhadap
perubahan. Cara dan media pembelajaran yang semakin berkembang harus diikuti bila
tidak ingin tertinggal. Berbagai pelatihan yang diadakan sekolah, dinas
pendidikan kabupaten, dan lain-lain sangat bermanfaat mengurangi kegagapan teknologi. Apalagi, harga komputer,
laptop dan modem semakin terjangkau. Internet
pun semakin familiar diantara para guru.
Kedua, adanya dukungan dari pemerintah dan pihak swasta dalam penyediaan perangkat komputer
dan internet di sekolah. Seperti sekolah
tempat saya mengajar yang sudah lebih dari setahun ini menggunakan internet dan komputer baru di ruang khusus, ruang media. Pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), juga sangat membantu penyediaan internet di sekolah. Terutama untuk pembayaran berlangganan internet setiap bulannya. Harga laptop dan modem yang semakin
terjangkau pun turut membantu meningkatkan penggunaan internet di kalangan
siswa dan guru. Banyak guru dan siswa
yang secara pribadi telah memiliki perangkat untuk mengakses internet. Tapi,
penggunaan secara kelembagaan di sekolah juga tetap diperhatikan karena masih banyak siswa yang orang tuanya kurang mampu secara ekonomi dalam memenuhi kebutuhan komputer dan internet. Harapannya, semua siswa dapat mengakses internet di sekolah. Ketiga, mulai banyak
tersedia berbagai konten pendidikan yang menarik di internet. Sebenarnya,
banyak hal di internet yang bisa digunakan sebagai media dan sumber belajar.
Tetapi konten yang khusus dibuat untuk pendidikan, tentu sangat diharapkan.
Berbagai konten pendidikan dapat kita unduh dari internet. Ada yang gratis, ada
yang berbayar. Saya pun dituntut bisa membuat konten pendidikan sendiri, tidak hanya mengambil dari internet. Selain ketiga hal
tersebut, perkembangan kehidupan sosial kemasyarakatan juga turut membantu
mengoptimalkan internet di dunia pendidikan. Internet yang dipakai di dunia
perbankan, media pemberitaan, dan pemerintahan sangat membantu mengenalkan manfaat internet kepada masyarakat
luas. Kita mengenal, misalnya : internet
banking, media online, program e-KTP dari pemerintah, toko online dan
lain-lain.
Semoga dengan adanya banyak faktor pendukung tersebut, resolusi
saya di tahun 2012 untuk mengajar dan menggunakan internet di dunia
pendidikan bisa tercapai secara optimal.
Jadi, saya bisa berharap siswa-siswaku tetap gaul, tidak gaptek, sekaligus bisa menggunakan internet secara sehat. Dan pendidikan pun juga akan semakin maju dengan adanya internet. Apalagi didukung dengan berbagai konten pendidikan yang tersedia di internet.Mudah-mudahan nanti tidak hanya terdengar istilah "main ke warnet" tetapi berubah menjadi "belajar ke warnet" untuk anak-anak sekolah yang pergi ke warnet. Semoga!